Ciri Kultus: Pengabdian Tanpa Syarat & Eksklusif

Setelah saya berhasil membuktikan bahwa organisasi Lembaga Menara Pengawal merupakan salah satu dari organisasi kultus berkedok agama Kristen di Ciri Kultus: Mengasingkan Diri Dalam Suatu Komunitas, saya lanjutkan membahas ciri kultus lainnya yang terakhir dibahas di dalam majalah Menara Pengawal 15 Feb. 1994 hlm. 4 sebagai berikut:


Jelaslah, kultus biasanya dipahami sebagai kelompok-kelompok religius yang memiliki pandangan radikal dan praktek yang bertentangan dengan apa yang kini diterima sebagai perilaku sosial yang normal. Biasanya mereka melaksanakan kegiatan religius mereka secara rahasia. Banyak kelompok kultus ini benar-benar mengasingkan diri dalam komune-komune. Pengabdian mereka kepada seorang yang memproklamasikan dirinya sendiri sebagai pemimpin manusia kemungkinan besar bersifat tanpa syarat dan eksklusif. Sering kali para pemimpin ini membual bahwa mereka telah dipilih secara ilahi atau bahkan memiliki sifat-sifat ilahi.

Saya ingin pembaca memperhatikan kutipan 'Pengabdian mereka kepada seorang yang memproklamasikan dirinya sendiri sebagai pemimpin manusia kemungkinan besar bersifat tanpa syarat dan eksklusif.' Bagaimana saya dapat membuktikan bahwa ciri-ciri kultus itu sesuai dengan kondisi yang ada di Menara Pengawal? Dan bagaimana Menara Pengawal memperoleh pengabadian yang ekslusif tersebut?


Sangat mudah! Cara pertama Menara Pengawal memperoleh pengabadian yang eksklusif dan tanpa syarat dari para anggotanya adalah dengan mengproklamasikan dirinya sendiri mendapatkan suatu pemilihan ilahi, silahkan baca Saksi Yehuwa, Suatu Kultus Atau Rohaniwan Allah?: Pemilihan Ilahi. Dengan demikian, maka Menara Pengawal memperoleh hak istimewa berbicara atas nama Allah  sebagai juru bicara, saluran komunikasi dan representatif Allah di bumi. Jika manusia ingin mengetahui kehendak Allah, maka ia harus datang kepada Menara Pengawal sebagai satu-satunya saluran komunikasi Allah.


Renungkan self-proclaimed (memproklamasikan diri sendirinya) tersebut. Saya sudah jelaskan di Tuhan Yesus Berbicara Langsung, Alkitabiahkah? bahwa pada zaman akhir ini, Tuhan Yesus ataupun Roh Kudus sudah tidak menampakkan diri ataupun berbicara lagi seperti pada zaman nabi-nabi dan para rasul dahulu kala. Setelah kedatangan Yesus ke dunia sebagai firman Allah, maka zaman yang demikian telah berakhir. Hanya Alkitab satu-satunya sumber penuntun umat Kristen sebagai dasar imannya dengan Roh Kudus sebagai penolong untuk memahaminya (Yoh. 14:26). 


Jika Menara Pengawal mengklaim atau memproklamasikan dirinya sendiri sebagai juru bicara dan satu-satunya saluran komunikasi Yehuwa, maka Menara Pengawal berkewajiban membuktikan bagaimana dirinya memperoleh penunjukkan yang demikian. Percayalah, saya pernah menanyakan hal ini kepada setiap Saksi-Saksi Yehuwa, dari Penatua sampai kepada anggota yang belum lama bergabung; tidak ada jawabannya kecuali keyakinan mereka bahwa saat ini Yehuwa menggunakan organisasi Menara Pengawal sebagai satu-satunya alat yang digunakan oleh Yehuwa di zaman akhir ini. Demikian juga literatur-literatur telah saya baca. Tidak ada satu pun penjelasan yang membuktikan bagaimana Yesus telah memilih organisasi ini sebagai 'hamba yang setia dan bijaksana' sesuai dengan nubuatan Alkitab, kecuali klaim-klaim sepihak Menara Pengawal.  

Perhatikan kutipan berikut yang menyatakan bahwa hamba yang setia dan bijaksana merupakan satu-satunya saluran komunikasi Yehuwa untuk memahami pelbagai ragam hikmat Allah. Dengan demikian Menara Pengawal mengklaim bahwa Alkitab hanya dapat ditafsirkan dan dimengerti olehnya:

SALURAN UNTUK MEMAHAMI ALKITAB



YESUS meyakinkan kita bahwa setelah kematian dan kebangkitannya, ia akan mengangkat ”hamba yang setia dan bijaksana” yang akan melayani sebagai saluran komunikasinya. (Matius 24:45-47) Rasul Paulus mengidentifikasi saluran ini kepada orang-orang Kristen di Efesus ketika ia menulis bahwa, ”supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. (Efesus 3:10, 11) Itu adalah sidang dari orang-orang Kristen terurap, yang dilahirkan pada hari Pentakosta tahun 33 M, yang dipercayakan dengan ”hal-hal yang tersembunyi”. (Ulangan 29:29) Sebagai suatu kelompok, orang-orang Kristen terurap melayani sebagai hamba yang setia dan bijaksana. (Lukas 12:42-44) Penugasan terlantik mereka dari Allah adalah untuk menyediakan pemahaman rohani mengenai ”hal-hal yang tersembunyi”.

  

Bahkan bersamaan waktu dengan nubuat Alkitab yang menunjuk kepada Mesias, Alkitab juga membimbing kita kepada badan Saksi-Saksi Kristen terurap yang erat hubungannya yang kini melayani sebagai hamba yang setia dan bijaksana. Badan ini membantu kita untuk memahami Firman Allah. Semua orang yang ingin memahami Alkitab hendaknya menghargai bahwa ”pelbagai ragam hikmat Allah” dapat diketahui hanya melalui satu-satunya saluran komunikasi Yehuwa, hamba yang setia dan bijaksana.—Yohanes 6:68. (Menara Pengawal, 1 /10/1994, hlm. 8)
  
Karena Saksi-Saksi Yehuwa meyakini Menara Pengawal sebagai satu-satunya saluran komunikasi Allah dan Alkitab hanya dapat dimengerti olehnya, sebagai akibatnya setiap tafsiran Alkitab yang dibuat Menara Pengawal diyakini bersumber dari Allah langsung. Dengan demikina, Menara Pengawal memperoleh ketaatan mutlak dari setiap Saksi-Saksi Yehuwa. Betapa tidak, siapakah di muka bumi ini yang berani melawan dan menentang satu-satunya saluran komunikasi Allah Yehuwa yang diwakili oleh Menara Pengawal, bukan?

Perhatikan pula kutipan berikut di mana Menara Pengawal meminta anggotanya berlaku loyal atau setia kepada hamba yang setia dan bijaksana karena melalui hamba yang setia lah para Saksi Yehuwa dapat memahami Alkitab. Tanpanya, tidak soal betapa banyak seorang Saksi membaca Alkitab, ia tidak akan pernah belajar kebenaran Alkitab dengan upayanya sendiri:

Kita memiliki kesempatan untuk memperlihatkan kasih terhadap saudara-saudara kita yang mengambil pimpinan dalam sidang atau dalam hubungan dengan organisasi Yehuwa yang kelihatan di seluas dunia. Ini termasuk berlaku loyal terhadap ”hamba yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45-47) Marilah kita menghadapi fakta bahwa tidak soal betapa banyak kita telah membaca Alkitab, kita tidak pernah akan dapat belajar kebenaran dengan upaya kita sendiri. Kita tidak akan mengetahui kebenaran tentang Yehuwa, maksud-tujuan dan sifat-sifat-Nya, arti dan pentingnya nama-Nya, Kerajaan, tebusan Yesus, perbedaan antara organisasi Allah dan organisasi Setan, ataupun alasan Allah mengizinkan kejahatan. (Menara Pengawal, 1/12/1990, hlm. 19)

Bahkan, Menara Pengawal mengatakan bahwa jika para anggotanya menolaknya petunjuk organisasi, hal itu sama saja dengan menolak Allah itu sendiri:

Kita harus menganggap serius apa yang Firman-Nya katakan dan apa yang organisasi-Nya singkapkan kepada kita...Tidakkah kegagalan untuk menanggapi arahan dari Allah melalui organisasi-Nya benar-benar menunjukkan penolakkan kepada pemerintahan ilahi?



We must take seriously what his Word says dan what his organization reveals to us...Would not a failure to respond to direction from God through his organization really indicate a rejection of divine rulership? (Menara Pengawal, 15/2/1976, hlm. 124)


Bagaimana jika seorang Saksi mencoba untuk memahami Alkitab dengan upayanya sendiri? Menara Pengawal mengatakan bahwa Saksi Yehuwa tetap perlu bantuan dari Menara Pengawal sebagai organisasi Allah dan jika Saksi itu bersikeras, maka ia dicap sebagai individu yang berpikiran bebas dan angkuh. Perhatikan kutipan berikut:



Demikian pula dewasa ini, siapakah di antara kita yang dapat memiliki pengertian yang jelas dan benar tentang maksud-tujuan Yehuwa atas usaha sendiri? Sebaliknya, kita perlu, dan tetap membutuhkan bantuan yang dengan pengasih disediakan oleh Yehuwa melalui organisasiNya yang kelihatan.

Untuk membantu kita menggunakan dan mengerti Alkitab, organisasi Yehuwa menyediakan bahan-bahan yang sangat baik berdasarkan Alkitab dalam Menara Pengawal dan publikasi-publikasi yang berhubungan dengannya. (Bersatu Dalam Ibadat, hlm. 23-24)



Berjuang Melawan Cara Berpikir Bebas

Seraya kita mempelajari Alkitab kita belajar bahwa Yehuwa selalu membimbing hamba-hambaNya dengan suatu cara yang terorganisir. Dan sama seperti pada abad pertama hanya ada satu organisasi Kristen yang benar, demikian pula dewasa ini Yehuwa menggunakan hanya satu organisasi. (Efesus 4:4, 5; Matius 24:45-47) Namun ada orang-orang yang menyatakan bahwa organisasi pernah harus membuat perubahan-perubahan, dan karena itu mereka berdalih, ”Ini memperlihatkan bahwa kita harus memutuskan sendiri apa yang akan kita percayai.” Hal ini adalah cara berpikir bebas. Mengapa ini demikian berbahaya?

Cara berpikir demikian merupakan bukti dari keangkuhan. Dan Alkitab mengatakan, ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” (Amsal 16:18) Jika kita mulai berpikir bahwa kita mengetahui lebih baik dari pada organisasi, hendaknya kita bertanya pada diri sendiri, ”Pertama-tama, di mana kita belajar kebenaran Alkitab? Apakah kita akan tahu jalan kebenaran jika kita tidak mendapat bimbingan dari organisasi? Sebenarnya, dapatkah kita maju tanpa petunjuk organisasi Allah?” Tidak, kita tidak dapat!—Bandingkan Kisah 15:2, 28, 29; 16:4, 5. (Menara Pengawal, 15 Jan. 1983, hlm. 27)


Nah, hal-hal yang di atas tidaklah cukup. Menara Pengawal menggunakan cara kedua yaitu mengaitkan keselamatan kekal para Saksi Yehuwa dengan ketaatan mereka kepada petunjuk dari Menara Pengawal. Dengan demikian kesetian dan ketaatan Saksi-Saksi Yehuwa menjadi tanpa syarat dan ekslusif. Tidak taat, patuh dan setia berarti mereka mendapatkan hukuman kekal. Sebaliknya, taat dan setia dijanjikan hidup yang kekal di bumi firdaus. Berikut kutipannya: 

Kita dapat memasuki istirahat Allah[1] jika kita dengan taat bekerja sama dengan Dia dan organisasi-Nya untuk mewujudkan tujuan-Nya. Sebaliknya, jika kita meremehkan nasihat yang berdasarkan Alkitab yang kita terima melalui golongan budak yang setia dan bijaksana, sehingga bertindak menurut kemauan sendiri, kita bertindak bertentangan dengan tujuan Allah. Hal ini dapat merusak persahabatan kita dengan Yehuwa. (Menara Pengawal 15 Juli 2011, hlm. 27)

Demikian juga kutipan berikut yang menyatakan bahwa sikap dan perlakuan Saksi-Saksi Yehuwa terhadap kaum terurap menjadi faktor yang menentukan untuk menerima 'hidup yang kekal atau hukuman yang kekal' dan Menara Pengawal meminta Saksi-Saksi Yehuwa membuktikan keloyalan mereka terhadap kaum terurap di dalam kutipan berikut ini:

Bagaimana saudara menanggapi penggenapan dari perumpamaan tentang ”gandum” dan ”lalang”? Fakta bahwa ”waktu menuai” dari ”anak-anak kerajaan” sudah jauh sekali membuktikan bahwa ”kesudahan [synte′leia] dari susunan perkara” telah mendekati akhirnya (telos). Sikap saudara terhadap ’saudara-saudara’ Kristus yang terurap yang seperti gandum dan perlakuan yang saudara berikan kepada mereka akan menjadi faktor yang menentukan apakah saudara akan masuk ke dalam ”hukuman yang kekal” atau menerima ”hidup yang kekal”. (Matius 25:34-46, BIS) Buktikanlah diri saudara sebagai rekan yang loyal dari golongan ”gandum” yang terurap, ”hamba yang setia dan bijaksana”, yang dilantik oleh Kristus untuk menyediakan ”makanan” rohani ”pada waktunya”. (Matius 24:45) Tetaplah giat dalam pekerjaan pengumpulan, karena ingatlah ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya [telos]”, dan ”orang yang bertahan sampai pada kesudahannya [telos] akan selamat.”—Matius 24:13, 14. (W82_no.47, hlm. 30)

Jadi jelas, dari uraian-uraian tersebut di atas, Menara Pengawal memperoleh pengabdian yang tanpa syarat dan eksklusif dari para anggotanya. Betapa tidak, ketika keselamatan kekal setiap Saksi-Saksi Yehuwa bergantung kepada 'kaum terurap' maka setiap Saksi-Saksi Yehuwa secara otomatis memujanya untuk memperoleh keselamatan kekal tersebut.


Lalu bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa melambangkan pengabdiannya yang tanpa syarat dan eksklusif kepada Menara Pengawal? Melalui baptisan. Ya, melalui proses baptisan setiap Saksi-Saksi Yehuwa mengabdikan hidupnya tanpa syarat dan ekslusif kepada Menara Pengawal.

Bagaimana mungkin dapat terjadi? Sederhana. Ketika umat Kristen mendapatkan baptisan atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus sehingga dosa-dosa mereka diampuni dan sekaligus menjadi milik Kristus, Saksi-Saksi Yehuwa juga mendapatkan baptisan air, tetapi sebagai proses inisiasi masuknya bergabung menjadi anggota Menara Pengawal. Hal ini karena setiap Saksi-Saksi Yehuwa tidaklah dibaptis atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, melainkan atas nama organisasi. Berikut kutipan pertanyaan seorang Saksi Yehuwa sebelum ia menerima baptisan air:

Pikullah Tanggung Jawab: Setiap orang yang menjadikan murid harus menyadari bahwa adalah tanggung jawabnya untuk mengarahkan pelajar Alkitab kepada organisasi Allah. (1 Tim. 4:16) Setiap pembahasan pelajaran hendaknya dipandang sebagai batu loncatan menuju hari bahagia manakala orang baru tersebut akan melambangkan pembaktiannya kepada Yehuwa dengan pembaptisan air. Salah satu pertanyaan yang akan diajukan kepadanya pada acara pembaptisan adalah, ”Apakah Sdr. mengerti bahwa pembaktian dan pembaptisan Sdr. mengidentifikasikan Sdr. sebagai salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa yang bergabung dengan organisasi Allah yang dibimbing oleh roh Allah?” Oleh karena itu, penting agar ia menyadari bahwa ia tidak dapat melayani Allah tanpa secara aktif bergabung dengan organisasi Kristen yang sejati.—Mat. 24:45-47; Yoh. 6:68; 2 Kor. 5:20.” (Pelayanan Kerajaan Kita, 4/97, hlm. 3)

Untuk lebih jelas tentang hal ini, silahkan pembaca mengklik Bab 1: Apakah Saksi-Saksi Yehuwa adalah Umat Kristiani?

Bagaimana argumentasi Menara Pengawal dalam upaya  menolak memperoleh pengabdian tanpa syarat dan eksklusif [pemujaan] dari para anggotanya? Perhatikan kutipan berikut:



Mereka [Saksi-Saksi Yehuwa] mengikuti Yesus Kristus sebagai Pemimpin mereka dan Kepala sidang Kristen. Adalah Yesus yang berkata, ”Janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.”—Matius 23:8-12. (Menara Pengawal, 15 Feb. 1994, hlm. 7)


Nah, jawaban yang demikian akan Saudara dapatkan dari seorang Saksi Yehuwa ketika Saudara mempertanyakan kepada siapakah mereka mengabdikan hidupnya. Ketika saya mengatakan kepada seorang Saksi Yehuwa bahwa ia mengabdi tanpa syarat dan eksklusif kepada organisasi Menara Pengawal, Saksi Yehuwa tersebut menyangkalnya dengan keras. Ia mengatakan bahwa pengabdian dan kesetiaannya diberikan hanya kepada Allah Yehuwa dan Yesus Kristus sebagai Tuan yang dilantik oleh Yehuwa. Tidak terlintas sedikit pun di pikirannya bahwa ia sesungguhnya mengabdi tanpa syarat dan eksklusif kepada Menara Pengawal. Karena di balik nama Yesus Kristus atau pun Allah Yehuwa terdapat organisasi Menara Pengawal yang mengklaim sebagai saluran komunikasi-Nya. Nama Yesus ataupun Yehuwa hanyalah sebuah alat dan topeng bagi Menara Pengawal untuk memperoleh pengabdian tanpa syarat dan eksklusif. 


Mungkin Saudara berpikir, bagaimana mungkin hal yang demikian dapat terjadi? Percayalah. Hal yang demikian dapat terjadi kepada siapa pun juga tanpa memandang tingkat sosial maupun tingkat IQ seseorang. Atau mungkin saja Saudara juga merupakan salah satu korban dari teknik manipulasi yang disebut sebagai Mind Control atau Pengendalian Pikiran yang digunakan oleh pendeta untuk memperoleh suatu keuntungan seperti keuangan. Semua organisasi kultus menggunakan teknik mind control untuk mengendalikan dan memperoleh ketaatan para anggota. Teknik mind control mampu membutakan pikiran dan hati nurani orang yang telah terjerat ke dalamnya. Hal ini seperti Iman Samudra cs, pelaku teroris bom Bali maupun pembom bunuh diri lainnya yang membunuh puluhan orang tanpa merasa berdosa, bahkan mereka merasa telah melakukannya sesuai dengan kehendak allahnya. Ia dan rekan-rekannya begitu yakin telah menegakkan dan berada di jalan allahnya. 


Teknik mind control atau pengendalian pikiran yang digunakan Menara Pengawal terhadap para anggotanya yaitu Saksi-Saksi Yehuwa akan saya bahas kemudian agar setiap umat Kristen memahami cara bekerjanya supaya tidak mudah terperangkap dan terperdaya, baik oleh Menara Pengawal,  mau pun para perampok dan penipu berjubah pendeta. Percayalah, ketika saya katakan para perampok dan penipu berjubah pendeta tidak lah dilebih-lebihkan ataupun mengada-ada.  Ini adalah fakta. Salah satunya telah saya ungkapkan di artikel Tuhan Yesus Berbicara Langsung, Alkitabiahkah?. Mengungkapkan kefasikan merupakan salah satu beban yang saya miliki di zaman yang semakin fasik ini.

Kesimpulan Akhir

Lembaga Menara Pengawal berupaya menolak cap para ahli kultus sebagai sebuah organisasi kultus dengan cara menerbitkan majalah Menara Pengawal 15 Feb. 1994. Di majalah tersebut, Menara Pengawal memberikan ciri-ciri dari organisasi kultus seraya memberikan argumentasi-argumentasi yang menolak dirinya sebagai organisasi kultus. Tetapi di dalam di dalam 6 buah tulisan bersambung ini (di bawah label Artikel Kultus Menara Pengawal), saya sudah membuktikan bagaimana Lembaga Menara Pengawal merupakan sebuah organisasi kultus yang berjubah agama berdasarkan ciri-ciri kultus yang ditulis oleh Menara Pengawal sendiri.


Apakah yang harus kita lakukan untuk menghindarkan orang yang kita kasihi masuk dan terjerat menjadi korban organisasi kultus. Mudah. Jika Saudara memiliki akun di Tweeter, Facebook ataupun lainnya, silahkan Saudara meng-klik di kanan atas kolom 'Bagikan Kepada' untuk membagikan artikel-artikel ini kepada teman atau pun kerabat Saudara. Dengan demikian, mungkin saja Saudara telah menyelamatkan orang yang Saudara kasihi dari jeratan organisasi kultus berjubah agama. Jeratan dan jebakan organisasi kultus hanya dapat dihindari dengan peng-edukasian akan bahaya dari organisasi kultus dan bagaimana organisasi kultus bekerja untuk menjerat dan menipu mangsanya. 




[1] Di dalam artikel itu, 'istirahat Allah' memaksudkan kepada tujuan Allah yaitu agar bumi didiami oleh pria dan wanita yang taat yang akan mengurus bumi serta isinya. (Kej. 1:28) Dalam teologi Menara Pengawal berarti berada di bumi firdaus.


Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. (Mat. 7:15, NW)

1 comment :

  1. Ciri kultus yg lain: otoriter unchallengeable, yang berani mempertanyakan bisa dipecat (ssy), dipenjara (hitler), ditandai nomer KTP nya sbg PKI (jaman suharto), dimata-matai (KGB), diculik (tim mawar), dibunuh (sekte David Koresh).

    Kultus yg mayoritas, lama2 mempersenjatai diri, melegalkan kekerasan. Berhubung ssy minoritas, nggak mungkin melakukan ini, kalau sudah mayoritas, maka kombinasi otoritarian plus uang yg melimpah, belanja bedil hal yg tidak mustahil.

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.